Flickr

Waktu

Selasa, 06 Desember 2011

Masih Ingatkah?

Rasulullah sebagai Guru Super


Jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari
            (nada dering hp berbunyi…) sebuah sms diterima:
 “ assalaamu’alaikum saudaraku, apa kabarnya? Masihkah diri ini bersemangat mendapatkan cinta-Nya? Cinta sejati yang kan menyelamatkan kita, Cinta sejati yang kan membimbing kita menuju syurga-Nya. Bangunlah saudaraku, bangunlah untuk-Nya, bangunlah tuk  bersama-Nya, bangunlah tuk mendekati-Nya.
Saudaraku mari menempuh perjalanan ini bersama untuk saling menguatkan dalam menggapai keridhoan-Nya.”

            Hujan rintik-rintik menambah suasana dingin pada pagi buta itu, air yang dingin pun turut membasuhi tubuhnya namun dingin itu ia tepis dengan tameng kerinduan terhadap yang dicintainya.

                                                …………………………………………………

            Pagi yang cerah menyelimuti hari ini, pagi yang memberikan kesegaran bagi jiwa yang haus akan menuntut ilmu, pagi yang menunjukkan keindahannya kepada seluruh manusia di bumi, pagi yang dapat merubah suasana hati seseorang bak gunung meletus menjadi suasana hati yang diliputi dengan pancaran kesejukan alam.

            Tian, salah seorang siswa yang bersemangat dalam menuntut ilmu karena dia yakin bahwa orang yang menuntut ilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Sang Maha Pencipta, yang tiada ilah selain-Nya, Dialah Allah SWT. seperti dalam firman-Nya:

“… Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah:11)

Dia bersyukur karena telah dipertemukan dengan sahabat-sahabatnya yang bersamanya menempuh perjalanan hidup, yang saling menolong dalam kebaikan, yang saling menguatkan ketika lemah dalam dekapan ukhuwah.

            Dia berangkat berbekal doa dari kedua orang tuanya dengan menaiki angkot yang biasa mengantarnya menuju sekolah.

                                                            …………………………

            Setibanya di sekolah dia bertemu dengan sahabat yang dia sayangi, mereka adalah mamet, ici, fuad yang satu kelas dengannya dan opik, pian, iki serta deni yang berbeda kelas dengannya. Mereka membuat janji untuk bertemu di kantin tempat biasa mereka berkumpul selepas pulang sekolah untuk membicarakan tentang rencana mereka di masa yang akan datang.

            “Teng…teng…teng” Bel pun berbunyi tanda jam pelajaran sekolah dimulai.
Mereka pun mulai masuk ke dalam kelasnya masing-masing.

Tian       : “met, terima kasih ya.”

Mamet   : “terima kasih untuk apa?”

Tian       : “untuk sms tadi pagi”

Mamet  : “oh ya, afwan. Kita kan bersaudara sudah selayaknya kita saling mengingatkan. Semoga dapat bermanfaat.”

Tian       : “yoi bro.”

Fuad    : “ehm ehm, sms apaan tuh, koq aku gak dapat, jadi curiga, jangan-jangan ow ow, hehe..”

Ici       : “iya, kalian gitu, aku juga gak dapat sms tadi pagi, sms apaan sich, bagi-bagi donk!”

Tian       : “kalian iri nih yee,  hehe..”

Fuad, ici: “siapa juga yang iri.”

Tian       : “tuh kan…tuh kan”

Mamet   : “udah-udah kalian ini, maaf sahabatku yang berjiwa besar, berhati lembut, pulsa saya tadi pagi udah abis jadi gak bisa kirim sms itu ke kalian.”

Ici          : “eh eh, bu guru udah masuk tuh, buruan.”

                       (pelajaran pun dimulai………….)

Ibu         : “assalaamu’alaikum warahmatullaah wabarakaatuh, anak-anak”

Siswa     : “wa’alaikumussalaam warahmatullaah wabarakaatuh”

            Pada saat itu mereka sedang belajar tentang pelajaran agama islam, dan bu guru menjelaskan tema mengenai Rasulullah sebagai suri tauladan yang terbaik.

Ibu         : “nah anak-anakku yang ibu cintai, sungguh di dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang terbaik. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita berusaha untuk mencontoh beliau, menjadikan Rasulullah sebagai tokoh yang kita idolakan.”

Tian       : “ibu ibu”    (seraya mengacungkan tangan…)

Ibu         : “ya tian, ada apa?”

Tian       : “apakah Rasulullah juga seorang guru?”

Ibu         : “ya tian, rasulullah merupakan seorang guru, seorang guru yang hebat.
                 Rasulullah saw bersabda. “Sesungguhnya Allah tidak mengutusku untuk memberatkan dan tidak sebagai orang yang memberatkan diri, akan tetapi Dia mengutusku sebagai pendidik dan pemberi kemudahan.” (HR. Muslim)

Mamet   : “bu, lalu bagaimanakah sikap Rasulullah dalam mendidik?

Ibu         : “ Pertanyaan yang bagus mamet. Rasulullah ketika mendidik menunjukkan sikap:

                 1. Perhatian
                 Telah dijelaskan dalam QS. At Taubah: 128, Allah berfirman:

                 “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”

                 2. Lembut dalam memberikan pengarahan
                 Pernah suatu ketika orang Arab baduwi kencing di dalam masjid, lalu para sahabat mendatanginya, maka Nabi saw bersabda, “Biarkanlah dia, dan tuangkanlah ke atas kencingnya setimba air atau seember air, karena kalian diutus untuk memudahkan bukan untuk menyusahkan.” (HR. Bukhari)

                      Dan masih banyak sifat-sifat Rasulullah dalam melakukan pendidikan terhadap masyarakat. Kalo mamet dan yang lainnya ingin mengetahui lebih jauh, kalian bisa membaca sirah nabawiyah. Ibu punya bukunya, nah jika kalian mau ibu bisa kasih pinjam untuk kalian.

             (ibu guru tersenyum hangat kepada para siswa dan melanjutkan pembicaraannya….)          

                 Anakku yang tercinta….
          Sebagai pendidik, beliau telah berhasil membina masyarakat dari yang biadab menjadi masyarakat yang  beradab, dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat yang terdidik.

                Dari hasil didikannya yang penuh dengan kelembutan, lahirlah pemimpin-pemimpin yang lembut seperti sayyidina Abu Bakar.

Dari ketegasannya dalam membela kebenaran, lahirlah tokoh-tokoh pemberani seperti sayyidina umar.

Dari kedermawanannya lahirlah orang-orang kaya yang dermawan seperti sayyidina usman.

Dari kecerdasaannya, lahirlah ulama-ulama besar, orator-orator hebat, penulis-penulis handal, dan penghafal yang jenius seperti halnya sayyidina Ali, Ibnu Abbas, Ibnu mas’ud, Abu Hurairah, Zaid bin Tsabit, dan lain sebagainya.

Dan dengan ketauladannya, beliau mampu melahirkan pemuda-pemuda handal yang berani mati demi tegaknya agama Islam.

Dengan keikhlasannya beliau mampu mengantarkan orang-orang disekitar beliau menjadi ulama besar, pemimpin umat, dan pejuang yang siap mati di medan perang.”

Dari didikan Rasulullah, lahirlah sahabat-sahabat terpuji. Dari didikan sahabat, lahirlah tabi’in-tabi’in yang hebat. Dan seterusnya hingga ke generasi Imam mujtahid. Dari lembar-lembar sejarah, kita bisa membaca bahwa sudah tidak terhitung lagi jumlahnya orang-orang besar yang dibesarkan oleh sang super guru.
Itulah baginda Rasulullah SAW, super guru yang mampu membaca potensi murid-muridnya dan menjadikan potensi tersebut sebagai kekuatan yang luar biasa.

Anak-anak ingatlah sebuah hadist yang artinya:
"Barangsiapa yang mengajak ke arah kebaikan, maka ia memperoleh pahala sebagaimana pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu, sedang barangsiapa yang mengajak kearah keburukan, maka ia memperoleh dosa sebagaimana dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedrkitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (HR. Muslim)
                 
                   ……………………………………………………

            Selepas pulang sekolah, tian dan sahabatnya berkumpul di kantin. Mereka bersama-sama makan siang dan membicarakan tentang rencana di masa yang akan datang.

Tian       : “sahabatku.. insya Allah, disini, di kantin ini dengan kalian yang ada bersamaku, apa yang akan kukatakan kan ku ingat dengan baik. Aku akan berusaha menjadi guru yang dapat mendidik dan melahirkan orang-orang yang besar.”

            Perkataan tian yang tiba-tiba itu mengejutkan para sahabatnya, namun mereka tersenyum bangga dan mendoakan agar apa yang dicita-citakan oleh sahabatnya itu dapat tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar